“Eh, tau ga akhir tahun nanti sekolah kita bakalan libur selama 2
minggu!!!” kata Rita dengan semangat 45nya. “Iya, gue dah baca pengumumannya
tadi di mading, katanya kita mulai libur dari 3 hari sebelum tanggal 31 sampai
1½ minggu setelah tahun baru” kata
Tia menyambung pengumumannya Rita. “Liburan nanti lu orang pada mau kemana?
Kalau gue sih dah ada planning mau ke Sydney bareng ortu gue” kata Rita, “Wah
enak Loe Rit, ke Sydney segala! Kalau gue sih juga dah ada planning sih mau
ikut retret bareng gereja gue di Bandung, kalau Lo mau kemana Mei?” tanya Tia
pada Meike. Meike diam sejenak...lalu sambil mengangkat bahunya dan sambil
berusaha tersenyum “Gue kaga ada planning kemana-mana.” Jawabnya singkat lalu
segera keluar dari kelas, kebetulan saat itu kelas memang sudah bubar. Meike
langsung pulang kerumah, sepanjang jalan pikiran Meike dipenuhi dengan berbagai
macam permasalahan yang terjadi pada dirinya. “Gue ngga ngerti kenapa hidup gue
seperti ini.”katanya terhadap dirinya sendiri. “Gue terpaksa ambil jalan ini
karena gue dah ngga tahu lagi harus ngapaian, gue malu kalau sampai Rita sama
Tia tahu kalau sebenarnya hidup gue dah
ga benar. Mungkin kalau dia orang tau, pasti mereka bakalan jijik ama gue n ga
mau lagi temanan sama gue...ya..beginilah gue...”katanya sambil menghela nafas
dalam-dalam.
Sesampainya dirumah, Meike langsung membanting
dirinya ke kasur sambil menangis...”Kenapa sih ga ada yang peduli sama gue?
Kenapa gue harus punya keluarga yang hancur berantakan? Kenapa gue ga bisa
punya kehidupan yang normal seperti Rita sama Tia? KENAPA..??!!??” jeritnya
yang entah ditujuhkan kepada siapa. “Masih ada ga sih Tuhan itu, kalau ada
kenapa ngga adil sama gue, kenapa Dia buat hidup gue berantakan seperti ini?”
akhirnya ditengah kelelahan bathinnya Mei tertidur sampai pagi.
*** Beberapa hari menjelang liburan sekolah: “Loe kenapa Mei? Gue
perhati’in akhir-akhir ini tampang loe kayaknya ga semangat banget? Lagi ada
masalah?” tanya Tia, Meike cuma diam dan menggeleng, lalu berjalan menujuh
gerbang sekolah. Tia langsung menyusul Mei yang jalan didepannya, “Loe yakin ga
kenapa-napa?” tanya Tia sekali lagi, lagi-lagi Meike cuma diam dan menganggukan
kepalanya. Sebagai sahabat karibnya Tia ga langsung percaya dengan responnya
Mei, Tia yakin ada sesuatu yang disembunyikan. “Mei, kalau loe ada masalah loe
cerita aja yach ke gue, gue pasti bantuin loe, karena kita kan sahabat and gue
sayang ama loe Mei.” Mei cuma mengangguk sambil tersenyum. Akhirnya untuk
mencairkan suasana, Tia mengalihkan bahan pembicaraan, “Oya, liburan nanti mau
kemana Mei?” “Gue ga kemana-mana.”jawab Meike yang akhirnya bersuara. Tiba-tiba
Tia jadi ingin mengajak Mei ikut retret digereja, karena pikirnya teman-teman
yang lain pada dah punya planning untuk liburan nanti, masa sih harus
membiarkan temannya yang satu ini sendirian selama liburan...”Mei, kan katanya
Loe liburan ini ga ada planning, gimana kalau Loe ikut retret aja bareng gue?
Mau ga?” Mei terdiam cukup lama....”Retret..??Hhhmmm...ga tau ya..!” “Ayo donk
Mei, mau ya...?” “Tapi Tia, gue ga punya uang buat ikut retret.” “Tenang aja
Mei, kalau Loe mau, biayanya gue yang tanggung, karena kebetulan Bokap gue
kasih gue uang lebih buat retret nanti, gimana, mau kan?” tanya Tia penuh
harap, sambil tersenyum Mei menjawab “Gue pikir-pikir dulu ya, besok gue kasih
jawaban ke loe, gimana?” “Ya, bolehlah, gue tunggu jawaban loe besok and gue
harap loe mau...Bye..!” akhirnya mereka berpisah ditikungan jalan, karena rumah
mereka tidak sejalan.
“Hey, Mei!! Sini..!” teriak Gerry memanggil Mei, “Dua
hari lagi kan sekolah loe libur nih, si Arman and the genknya mo ngajakin loe
ke puncak selama seminggu, si Arman mau ngadain pesta besar-besaran.” “Pesta?
Pesta apaan? Arman ulang tahun?” Tanya Mei bingung, “Ga juga sih, dia mo buat
pesta anak muda sekalian taon baruan disana, dijamin pestanya mengasyikan deh,
coz dia bakalan bawain kita ‘barang-barang baru’ yang bakal buat kita...bisa
Fly sampai berasa berada di awan-awan yang biru...hehehe...” “Yach, ikut
ya...si Arman pengen banget tuh loe ikut..” kata Gerry, “Hhhmmm...ntar yach
Ger, gue pikir-pikir dulu.” Jawab Mei, “Yach loe Mei, biasanya loe langsung
tertarik kalau dengar ada ‘barang baru’, ya udah deh tapi mikirnya jangan
lama-lama ya Non..!” “Iya..lusa gue kasih jawaban ke loe, dah yach gue pulang dulu.”jawab Mei sambil berlalu
dari Gerry.
Sebenarnya Mei ingin sekali cerita tentang dirinya
kepada Tia sahabat karibnya itu, tapi dia bingung, ngga tau harus mulai dari
mana...Mei jadi teringat kembali dengan wajahnya Tia tadi siang yang nampak
sangat teduh dan membuat hatinya yang sedang risau menjadi agak tenang. “Tia
enak yach, punya kehidupan yang baik dan wajahnya selalu seperti ngga pernah
ada masalah, yang ada hanya keceriaan dan wajah yang memancarkan suatu
ketenangan bagi siapa saja yang melihat dia.” kata Mei dalam hati. “Gue pengen
banget bisa kayak Tia yang ngga ada beban berat didalam hidupnya.” “Apa ya yang
membuat Tia bisa seperti itu?” Tiba-tiba dipikiran Mei terlintas kata “TUHAN”,
“Tu...han...?” “Apa yang namanya Tuhan itu masih ada? Sudah lama banget gue ga
pernah lagi sebut yang namanya ‘Tuhan’, karena kalau Dia ada, kenapa membuat
hidup gue seperti ini? Kenapa ga adil?” jeritnya dalam hati yang penuh dengan
kebimbangan.
Sementara
itu dirumah Tia sedang ngobrol-ngobrol sama JC (Jesus Christ) di kamarnya, “JC,
tau ga hari ini aku sedih deh melihat wajahnya Mei yang murung, sebenarnya Mei
itu lagi kenapa ya? Apa Mei lagi ada masalah? JC Kau yang lebih tau tentang
Mei, jika Mei memang sedang lagi ada masalah JC beri dia kekuatan yach...Oya
JC, Tia pengen banget deh bisa ngajakin Mei ikut retret digereja, JC tolong
yach, biar Mei mau ikut didalam retret nanti, JC jamah hati Mei yach, karena
selama ini Mei selalu mengalihkan pembicaraan kalau kita lagi ngomongin JC.
JC... Tia minta JC melembutkan hati Mei kalau Tia ada ngomong tentang JC besok,
Tia percaya JC pasti nolongin Mei, terima kasih ya JC, Amin!”
*** “Meike...anakKu...” “Meike....Aku
merindukanmu....” Mei menengok kiri dan kanan, “Meike...anakKu...Aku ingin
memelukmu, datanglah kepadaKu, Aku menyayangimu” Kembali Mei mendengar suara
lembut memanggilnya, Mei kini menengok ke segala arah mencari sumber suara itu,
“Mei, Aku tahu saat ini hatimu sedang resah, Aku ingin sekali memelukmu agar
kau merasa tenang dan damai...” Mei masih mencari dari mana suara itu berasal,
tiba-tiba Mei merasa terharu karena sudah sekian lama dia tidak pernah
mendengar kata-kata seperti itu apalagi dengan suara yang saaanggaat lembut
sehingga membuat dirinya ingin menangis, tanpa disadarinya airmatanya keluar,
“Siapa itu? Siapa yang berbicara kepadaku?” tanyanya, “Mengapa Kamu tau namaku?
Mengapa Kamu juga tau keadaan hatiku?” “Meike, anakKu, Aku tau segalanya
tentang kehidupanmu, karena Aku yang menjadikanmu, Aku Yesus yang menyayangimu,
darahKu, telah Aku curahkan bagimu agar segala dosamu dihapuskan dan tidak ada
lagi penghalang diantara kau dan Aku, karena kau adalah harta yang sangat
berharga bagiKu, Aku mencintaimu Meike, datanglah padaKu...”
“Tapi...tapi...jika Kau mencintaiku mengapa kau membiarkan kehidupanku seperti
ini?” tanyanya. Tiba-tiba, Mei terbangun, “Ternyata hanya mimpi, tapi...tadi
seakan-akan itu seperti kenyataan, suara itu jelas sekali aku dengar dan suara
itu....aku benar-benar merasakannya, begitu lembut dan benar-benar membuat
hatiku merasa tenang.” Dia mengusap wajahnya, “kenapa aku benar-benar menangis?
Yesus..?? Yesus...?? sudah lama sekali aku ga pernah mendengar nama itu lagi,
sejak mama meninggal, sejak kehidupan papa yang mengenal minuman keras dan
judi, juga sejak kehidupan kak Rusdi yang tidak ada arahnya lagi, sejak saat
itu-lah tidak pernah lagi aku mengenal dan menyebut yang namanya Yesus,
kehidupanku sendiri pun semakin kacau” katanya dalam hati. Kini hati Mei
menjadi ragu, karena setelah bangun dari mimpinya itu, tiba-tiba dihatinya Mei
timbul sedikit keinginan untuk mengetahui kembali tentang yang namanya Yesus
itu.
Sepanjang
harinya dikelas, Mei lebih banyak diam sampai jam pelajaran usai, dia selalu
teringat akan mimpinya semalam yang sangat terasa nyata. “Hai, Mei, hari ini
loe kenapa sih? Please, jangan bilang ngga kenapa-napa? Karena sepanjang hari
dikelas gue perhatiin loe, sepertinya loe sedang memikirkan sesuatu.” Mei
melihat kearah Tia, “Ayolah Mei, cerita donk sama gue..!” Mei menarik nafas
panjang, “Tia, boleh gue tanya sesuatu sama loe?” “Yach bolehlah Non, dengan
senang hati gue jawab!”jawab Tia sambil tersenyum manis, “Kenapa sih setiap
hari wajah loe selalu tenang, hati loe selalu gembira, apa loe ga pernah punya
masalah?” Tia diam sesaat sambil memandangi wajah Mei sambil berkata dalam
hatinya: “JC, beri Tia hikmat agar jawaban yang Tia beri bisa diterima oleh
Mei.” (karena kalau ngomong soal berbau religius, biasanya Mei rada anti) “Mei,
setiap orang pasti punya masalah dan selama kita masih hidup didunia ini,
masalah pasti ada. Kenapa gue terlihat seperti orang yang ga ada masalah...?
Karena setiap hari kehidupan gue selalu gue awali dengan doa sama JC dan
menyerahkan kehidupan gue sepanjang hari ini kedalam tanganNya dan percaya JC
selalu menyertai hidup gue dan setelah itu gue juga menutup hari gue sebelum
tidur dengan doa ucapan syukur karena sepanjang hari JC sudah beri gue banyak
hal sehingga gue bisa melewati hari gue dengan baik, begitu Mei....Oya gimana,
loe jadikan ikut retret gereja gue?” “Ngga tau nih, gue bingung, teman gue juga
ngajakin gue pergi ke puncak. Katanya dia mau buat pesta kecil-kecilan
gitulah.”jawab Mei. “Mei, mau tau ga...gue pengen banget deh loe bisa ikut
retret bareng gue.” “Tapi kenapa loe
pengen banget gue ikut.”tanya Mei, “Yach...gue pengen banget melewati tahun
baru ini bareng-bareng dengan sahabat terbaik gue yaitu loe.” Jawab Tia sambil
tersenyum. “Tia...jangan menganggap gue terlalu berlebihan gitu donk, nanti loe
kecewa lho!” kata Mei merendah karena Mei merasa dirinya ga pantas di anggap
sebagai sahabat terbaik oleh Tia yang super baik itu. “Mei, jangan pernah
ngomong seperti itu lagi ya, gue sayang ma loe, apa pun yang terjadi dengan
diri loe, gue akan tetap menganggap loe sebagai sahabat gue, ok! Ikut yach...”
dan entah mengapa tanpa disadari Mei menganggukkan kepalanya, “Benar yach,
pokoknya segala keperluan untuk retret loe ga perlu kuatir, loe tinggal siapin
baju loe aja, ok! Lusa gue jemput, bye”pamit Tia sambil berlalu menujuh
rumahnya, “Bye..”balas Mei yang masih bingung kenapa dia mengiyakannya.
*** Krriiinggg.....telepon rumah Mei berdering,
“Hallo, Mei!” “Oh, Gerry, ada apa?”, “Kok ada apa, jadi ga loe ikut kita-kita
ke puncak? Pasti jadi donk, kan ada ‘barang baru’ sayang kalo ngga
dicoba..hehe..!”tanya Gerry, “Hhmm...sorry Ger, gue dah terlanjur janji sama
teman gue Tia untuk ikut retret digerejanya.”jawab Mei, “HAH..!!RETRET!! sejak
kapan loe tertarik sama yang namanya RETRET?”Teriak Gerry kaget, “Sorry Ger,
gue dah terlanjur janji, gue juga ga tau kenapa kok gue bisa mau ikut
retretnya.” “Ah, Mei!! Ayolah, mikir lagi-lah, ngapain sih ikut retret
begituan, ntar yang ada disana loe malah dihakimi and dikucilin sama dia orang
karena diri loe ga ‘suci’, disanakan orangnya ‘suci-suci’ semua, mendingan loe
ikut kita orang aja deh, karena kita semua kan selalu terima loe apa adanya
Mei, terus kita bisa happy-happy bareng dipestanya Arman dan juga ga bakal ada
yang hakimi segala perbuatan loe, yang ada kita semua itu ‘fun’ ok...?!!” bujuk
Gerry, “Sekali lagi sorry ya...gue ga bisa ikut, gue ga mau ngecewain Tia
soalnya dia dah baik banget sama gue” Jawab Mei, “Hhhmm....gitu?? Ya sudahlah,
Ok deh, tapi satu hal Mei, gue yakin loe pasti bakalan nyesel ikut yang
‘begituan’, karena gue tau siapa n gimana eloe, Mei!! Tapi kalau loe masih mo
gabung ama kita-kita dengan tangan terbuka kita akan nyambut loe ok, bye!”kata
Gerry sambil segera menutup teleponnya.
*** Tiba-lah pada hari dimana mereka pergi retret.
Acara pertama setelah tiba adalah doa ucapan syukur setelah itu adalah acara
bebas, agar para peserta retret bisa istirahat sambil menyiapkan diri untuk
renungan malam nanti. Mei beserta Tia dan teman-teman lainnya mengelilingi
villa sambil mengobrol ringan dan menikmati suasana villa yang dikelilingi oleh
nuansa alam pegunungan indah. Pada acara malam yakni renungan yang pertama,
para peserta mengikuti acaranya dengan tertib begitupun dengan Mei. Renungan
demi renungan yang sudah diikuti Mei, membuat hati Mei semakin memiliki
keinginan untuk mengenal lebih dalam tentang siapa itu Yesus.
Setelah renungan malam berakhir, kini acara puncak
yang dinanti-nanti oleh para peserta, yakni pesta kembang api. Pada saat
kembang api dinyalakan tampak suasana yang meriah dan langit-langit terlihat
indah dihiasi oleh warna-warni dari kembang api tersebut, menyambut datangnya
tahun yang baru. Ditengah acara tersebut, Mei menghampiri Tia, “Tia, makasih
yach..”katanya sambil tersenyum bahagia, Tia pun membalasnya dengan senyuman
yang bahagia pula dan sambil berkata, “Itu semua karena JC, tanpa JC Tia ngga
ada apa-apanya.” Lalu mereka kembali bermain kembang api sambil tertawa
sukacita................
*** “Tia...hari ini adalah hari petama di tahun 2005
dan juga merupakan hari yang baru buat gue, gue sudah meletakkan lembaran masa
lalu gue yang kelam ditangan JC dan JC sudah menghapus semuanya, sekarang JC
memberikan gue lembaran yang baru yang harus gue isi dengan hal-hal yang sesuai
dengan firmanNya didalam hidup gue dan gue juga sudah meletakkan lembaran masa
depan gue ke dalam tanganNya dan JC sudah menulis semua rancanganNya yang baik
dan indah dilembaran masa depan gue...”kata Mei pada Tia, “Iya, Mei...!! JC
sudah menghapuskan semua dosa-dosa kita dan JC ga pernah lagi mengingat
dosa-dosa kita dimasa lalu. Dan sejak gue kenal JC hidup gue berubah total, gue
jadi bisa ngampunin ortu gue walaupun status mereka sudah bercerai dan perlahan
tapi pasti JC menjadikan segala sesuatunya indah pada waktunya, sekarang nyokap
gue dah mulai percaya sama JC begitupun dengan bokap gue.”kata Tia. “Ya, mulai
saat ini gue juga harus mendoakan bokap gue, kak Rusdi juga teman-teman gue
Gerry n the genknya agar mereka semua juga diselamatkan dan percaya sama
JC.”kata Mei pada Tia. “Jadi sekarang
yang ada adalah kita menjalani kehidupan kita yang baru di tahun yang baru pula
bareng JC..” dan dengan spontan mereka berdua berkata “Jesus Christ is the
Best..!!” sambil diiringi tawa ceria mereka. **Shanty**
0 comments:
Post a Comment