Home » » New LIFE

New LIFE

Written By Meshanstory.blogspot. com on Monday 14 October 2013 | 06:02

              “Eh, tau ga akhir tahun nanti sekolah kita bakalan libur selama 2 minggu!!!” kata Rita dengan semangat 45nya. “Iya, gue dah baca pengumumannya tadi di mading, katanya kita mulai libur dari 3 hari sebelum tanggal 31 sampai 1½ minggu setelah tahun baru” kata Tia menyambung pengumumannya Rita. “Liburan nanti lu orang pada mau kemana? Kalau gue sih dah ada planning mau ke Sydney bareng ortu gue” kata Rita, “Wah enak Loe Rit, ke Sydney segala! Kalau gue sih juga dah ada planning sih mau ikut retret bareng gereja gue di Bandung, kalau Lo mau kemana Mei?” tanya Tia pada Meike. Meike diam sejenak...lalu sambil mengangkat bahunya dan sambil berusaha tersenyum “Gue kaga ada planning kemana-mana.” Jawabnya singkat lalu segera keluar dari kelas, kebetulan saat itu kelas memang sudah bubar. Meike langsung pulang kerumah, sepanjang jalan pikiran Meike dipenuhi dengan berbagai macam permasalahan yang terjadi pada dirinya. “Gue ngga ngerti kenapa hidup gue seperti ini.”katanya terhadap dirinya sendiri. “Gue terpaksa ambil jalan ini karena gue dah ngga tahu lagi harus ngapaian, gue malu kalau sampai Rita sama Tia tahu kalau  sebenarnya hidup gue dah ga benar. Mungkin kalau dia orang tau, pasti mereka bakalan jijik ama gue n ga mau lagi temanan sama gue...ya..beginilah gue...”katanya sambil menghela nafas dalam-dalam.
                Sesampainya dirumah, Meike langsung membanting dirinya ke kasur sambil menangis...”Kenapa sih ga ada yang peduli sama gue? Kenapa gue harus punya keluarga yang hancur berantakan? Kenapa gue ga bisa punya kehidupan yang normal seperti Rita sama Tia? KENAPA..??!!??” jeritnya yang entah ditujuhkan kepada siapa. “Masih ada ga sih Tuhan itu, kalau ada kenapa ngga adil sama gue, kenapa Dia buat hidup gue berantakan seperti ini?” akhirnya ditengah kelelahan bathinnya Mei tertidur sampai pagi.
              *** Beberapa hari menjelang liburan sekolah: “Loe kenapa Mei? Gue perhati’in akhir-akhir ini tampang loe kayaknya ga semangat banget? Lagi ada masalah?” tanya Tia, Meike cuma diam dan menggeleng, lalu berjalan menujuh gerbang sekolah. Tia langsung menyusul Mei yang jalan didepannya, “Loe yakin ga kenapa-napa?” tanya Tia sekali lagi, lagi-lagi Meike cuma diam dan menganggukan kepalanya. Sebagai sahabat karibnya Tia ga langsung percaya dengan responnya Mei, Tia yakin ada sesuatu yang disembunyikan. “Mei, kalau loe ada masalah loe cerita aja yach ke gue, gue pasti bantuin loe, karena kita kan sahabat and gue sayang ama loe Mei.” Mei cuma mengangguk sambil tersenyum. Akhirnya untuk mencairkan suasana, Tia mengalihkan bahan pembicaraan, “Oya, liburan nanti mau kemana Mei?” “Gue ga kemana-mana.”jawab Meike yang akhirnya bersuara. Tiba-tiba Tia jadi ingin mengajak Mei ikut retret digereja, karena pikirnya teman-teman yang lain pada dah punya planning untuk liburan nanti, masa sih harus membiarkan temannya yang satu ini sendirian selama liburan...”Mei, kan katanya Loe liburan ini ga ada planning, gimana kalau Loe ikut retret aja bareng gue? Mau ga?” Mei terdiam cukup lama....”Retret..??Hhhmmm...ga tau ya..!” “Ayo donk Mei, mau ya...?” “Tapi Tia, gue ga punya uang buat ikut retret.” “Tenang aja Mei, kalau Loe mau, biayanya gue yang tanggung, karena kebetulan Bokap gue kasih gue uang lebih buat retret nanti, gimana, mau kan?” tanya Tia penuh harap, sambil tersenyum Mei menjawab “Gue pikir-pikir dulu ya, besok gue kasih jawaban ke loe, gimana?” “Ya, bolehlah, gue tunggu jawaban loe besok and gue harap loe mau...Bye..!” akhirnya mereka berpisah ditikungan jalan, karena rumah mereka tidak sejalan.
                “Hey, Mei!! Sini..!” teriak Gerry memanggil Mei, “Dua hari lagi kan sekolah loe libur nih, si Arman and the genknya mo ngajakin loe ke puncak selama seminggu, si Arman mau ngadain pesta besar-besaran.” “Pesta? Pesta apaan? Arman ulang tahun?” Tanya Mei bingung, “Ga juga sih, dia mo buat pesta anak muda sekalian taon baruan disana, dijamin pestanya mengasyikan deh, coz dia bakalan bawain kita ‘barang-barang baru’ yang bakal buat kita...bisa Fly sampai berasa berada di awan-awan yang biru...hehehe...” “Yach, ikut ya...si Arman pengen banget tuh loe ikut..” kata Gerry, “Hhhmmm...ntar yach Ger, gue pikir-pikir dulu.” Jawab Mei, “Yach loe Mei, biasanya loe langsung tertarik kalau dengar ada ‘barang baru’, ya udah deh tapi mikirnya jangan lama-lama ya Non..!” “Iya..lusa gue kasih jawaban ke loe, dah yach  gue pulang dulu.”jawab Mei sambil berlalu dari Gerry.
                Sebenarnya Mei ingin sekali cerita tentang dirinya kepada Tia sahabat karibnya itu, tapi dia bingung, ngga tau harus mulai dari mana...Mei jadi teringat kembali dengan wajahnya Tia tadi siang yang nampak sangat teduh dan membuat hatinya yang sedang risau menjadi agak tenang. “Tia enak yach, punya kehidupan yang baik dan wajahnya selalu seperti ngga pernah ada masalah, yang ada hanya keceriaan dan wajah yang memancarkan suatu ketenangan bagi siapa saja yang melihat dia.” kata Mei dalam hati. “Gue pengen banget bisa kayak Tia yang ngga ada beban berat didalam hidupnya.” “Apa ya yang membuat Tia bisa seperti itu?” Tiba-tiba dipikiran Mei terlintas kata “TUHAN”, “Tu...han...?” “Apa yang namanya Tuhan itu masih ada? Sudah lama banget gue ga pernah lagi sebut yang namanya ‘Tuhan’, karena kalau Dia ada, kenapa membuat hidup gue seperti ini? Kenapa ga adil?” jeritnya dalam hati yang penuh dengan kebimbangan.
                Sementara itu dirumah Tia sedang ngobrol-ngobrol sama JC (Jesus Christ) di kamarnya, “JC, tau ga hari ini aku sedih deh melihat wajahnya Mei yang murung, sebenarnya Mei itu lagi kenapa ya? Apa Mei lagi ada masalah? JC Kau yang lebih tau tentang Mei, jika Mei memang sedang lagi ada masalah JC beri dia kekuatan yach...Oya JC, Tia pengen banget deh bisa ngajakin Mei ikut retret digereja, JC tolong yach, biar Mei mau ikut didalam retret nanti, JC jamah hati Mei yach, karena selama ini Mei selalu mengalihkan pembicaraan kalau kita lagi ngomongin JC. JC... Tia minta JC melembutkan hati Mei kalau Tia ada ngomong tentang JC besok, Tia percaya JC pasti nolongin Mei, terima kasih ya JC, Amin!”     
                *** “Meike...anakKu...” “Meike....Aku merindukanmu....” Mei menengok kiri dan kanan, “Meike...anakKu...Aku ingin memelukmu, datanglah kepadaKu, Aku menyayangimu” Kembali Mei mendengar suara lembut memanggilnya, Mei kini menengok ke segala arah mencari sumber suara itu, “Mei, Aku tahu saat ini hatimu sedang resah, Aku ingin sekali memelukmu agar kau merasa tenang dan damai...” Mei masih mencari dari mana suara itu berasal, tiba-tiba Mei merasa terharu karena sudah sekian lama dia tidak pernah mendengar kata-kata seperti itu apalagi dengan suara yang saaanggaat lembut sehingga membuat dirinya ingin menangis, tanpa disadarinya airmatanya keluar, “Siapa itu? Siapa yang berbicara kepadaku?” tanyanya, “Mengapa Kamu tau namaku? Mengapa Kamu juga tau keadaan hatiku?” “Meike, anakKu, Aku tau segalanya tentang kehidupanmu, karena Aku yang menjadikanmu, Aku Yesus yang menyayangimu, darahKu, telah Aku curahkan bagimu agar segala dosamu dihapuskan dan tidak ada lagi penghalang diantara kau dan Aku, karena kau adalah harta yang sangat berharga bagiKu, Aku mencintaimu Meike, datanglah padaKu...” “Tapi...tapi...jika Kau mencintaiku mengapa kau membiarkan kehidupanku seperti ini?” tanyanya. Tiba-tiba, Mei terbangun, “Ternyata hanya mimpi, tapi...tadi seakan-akan itu seperti kenyataan, suara itu jelas sekali aku dengar dan suara itu....aku benar-benar merasakannya, begitu lembut dan benar-benar membuat hatiku merasa tenang.” Dia mengusap wajahnya, “kenapa aku benar-benar menangis? Yesus..?? Yesus...?? sudah lama sekali aku ga pernah mendengar nama itu lagi, sejak mama meninggal, sejak kehidupan papa yang mengenal minuman keras dan judi, juga sejak kehidupan kak Rusdi yang tidak ada arahnya lagi, sejak saat itu-lah tidak pernah lagi aku mengenal dan menyebut yang namanya Yesus, kehidupanku sendiri pun semakin kacau” katanya dalam hati. Kini hati Mei menjadi ragu, karena setelah bangun dari mimpinya itu, tiba-tiba dihatinya Mei timbul sedikit keinginan untuk mengetahui kembali tentang yang namanya Yesus itu.
                 Sepanjang harinya dikelas, Mei lebih banyak diam sampai jam pelajaran usai, dia selalu teringat akan mimpinya semalam yang sangat terasa nyata. “Hai, Mei, hari ini loe kenapa sih? Please, jangan bilang ngga kenapa-napa? Karena sepanjang hari dikelas gue perhatiin loe, sepertinya loe sedang memikirkan sesuatu.” Mei melihat kearah Tia, “Ayolah Mei, cerita donk sama gue..!” Mei menarik nafas panjang, “Tia, boleh gue tanya sesuatu sama loe?” “Yach bolehlah Non, dengan senang hati gue jawab!”jawab Tia sambil tersenyum manis, “Kenapa sih setiap hari wajah loe selalu tenang, hati loe selalu gembira, apa loe ga pernah punya masalah?” Tia diam sesaat sambil memandangi wajah Mei sambil berkata dalam hatinya: “JC, beri Tia hikmat agar jawaban yang Tia beri bisa diterima oleh Mei.” (karena kalau ngomong soal berbau religius, biasanya Mei rada anti) “Mei, setiap orang pasti punya masalah dan selama kita masih hidup didunia ini, masalah pasti ada. Kenapa gue terlihat seperti orang yang ga ada masalah...? Karena setiap hari kehidupan gue selalu gue awali dengan doa sama JC dan menyerahkan kehidupan gue sepanjang hari ini kedalam tanganNya dan percaya JC selalu menyertai hidup gue dan setelah itu gue juga menutup hari gue sebelum tidur dengan doa ucapan syukur karena sepanjang hari JC sudah beri gue banyak hal sehingga gue bisa melewati hari gue dengan baik, begitu Mei....Oya gimana, loe jadikan ikut retret gereja gue?” “Ngga tau nih, gue bingung, teman gue juga ngajakin gue pergi ke puncak. Katanya dia mau buat pesta kecil-kecilan gitulah.”jawab Mei. “Mei, mau tau ga...gue pengen banget deh loe bisa ikut retret bareng gue.” “Tapi kenapa  loe pengen banget gue ikut.”tanya Mei, “Yach...gue pengen banget melewati tahun baru ini bareng-bareng dengan sahabat terbaik gue yaitu loe.” Jawab Tia sambil tersenyum. “Tia...jangan menganggap gue terlalu berlebihan gitu donk, nanti loe kecewa lho!” kata Mei merendah karena Mei merasa dirinya ga pantas di anggap sebagai sahabat terbaik oleh Tia yang super baik itu. “Mei, jangan pernah ngomong seperti itu lagi ya, gue sayang ma loe, apa pun yang terjadi dengan diri loe, gue akan tetap menganggap loe sebagai sahabat gue, ok! Ikut yach...” dan entah mengapa tanpa disadari Mei menganggukkan kepalanya, “Benar yach, pokoknya segala keperluan untuk retret loe ga perlu kuatir, loe tinggal siapin baju loe aja, ok! Lusa gue jemput, bye”pamit Tia sambil berlalu menujuh rumahnya, “Bye..”balas Mei yang masih bingung kenapa dia mengiyakannya.
                *** Krriiinggg.....telepon rumah Mei berdering, “Hallo, Mei!” “Oh, Gerry, ada apa?”, “Kok ada apa, jadi ga loe ikut kita-kita ke puncak? Pasti jadi donk, kan ada ‘barang baru’ sayang kalo ngga dicoba..hehe..!”tanya Gerry, “Hhmm...sorry Ger, gue dah terlanjur janji sama teman gue Tia untuk ikut retret digerejanya.”jawab Mei, “HAH..!!RETRET!! sejak kapan loe tertarik sama yang namanya RETRET?”Teriak Gerry kaget, “Sorry Ger, gue dah terlanjur janji, gue juga ga tau kenapa kok gue bisa mau ikut retretnya.” “Ah, Mei!! Ayolah, mikir lagi-lah, ngapain sih ikut retret begituan, ntar yang ada disana loe malah dihakimi and dikucilin sama dia orang karena diri loe ga ‘suci’, disanakan orangnya ‘suci-suci’ semua, mendingan loe ikut kita orang aja deh, karena kita semua kan selalu terima loe apa adanya Mei, terus kita bisa happy-happy bareng dipestanya Arman dan juga ga bakal ada yang hakimi segala perbuatan loe, yang ada kita semua itu ‘fun’ ok...?!!” bujuk Gerry, “Sekali lagi sorry ya...gue ga bisa ikut, gue ga mau ngecewain Tia soalnya dia dah baik banget sama gue” Jawab Mei, “Hhhmm....gitu?? Ya sudahlah, Ok deh, tapi satu hal Mei, gue yakin loe pasti bakalan nyesel ikut yang ‘begituan’, karena gue tau siapa n gimana eloe, Mei!! Tapi kalau loe masih mo gabung ama kita-kita dengan tangan terbuka kita akan nyambut loe ok, bye!”kata Gerry sambil segera menutup teleponnya.
                *** Tiba-lah pada hari dimana mereka pergi retret. Acara pertama setelah tiba adalah doa ucapan syukur setelah itu adalah acara bebas, agar para peserta retret bisa istirahat sambil menyiapkan diri untuk renungan malam nanti. Mei beserta Tia dan teman-teman lainnya mengelilingi villa sambil mengobrol ringan dan menikmati suasana villa yang dikelilingi oleh nuansa alam pegunungan indah. Pada acara malam yakni renungan yang pertama, para peserta mengikuti acaranya dengan tertib begitupun dengan Mei. Renungan demi renungan yang sudah diikuti Mei, membuat hati Mei semakin memiliki keinginan untuk mengenal lebih dalam tentang siapa itu Yesus.
                Di sore hari, ditengah acara bebas dihari terakhir ditahun 2004, Tia dan Mei ngobrol-ngobrol disebuah taman yang masih dilingkungan villa, “Tia, boleh ngga gue tanya sesuatu sama loe?”tanya Mei, “Mei, Mei, yach bolehlah, loe mau nanya apa?”jawab Tia sambil tersenyum kepada Mei, “Tia, kenapa loe bisa percaya banget sama yang namanya JC?” tanya Mei pada Tia, “Kenapa...? Karena JC sudah mau menyelamatkan hidup gue dengan mati dikayu salib, gue yang tadinya sangat ga layak bahkan gue seharusnya jadi bahan bakar neraka, ditebus sama JC karena kata JC, gue juga termasuk loe n semua orang yang ada didunia ini, adalah benda yang sangat berharga, JC mau kita nantinya hidup bersama disurga nanti.”jelas Tia, “Tia...apa JC itu benar-benar ada?”tanya Mei karena imannya masih ragu “Tentu, JC bukanlah cerita dongeng, tapi benar-benar ada, JC menebus kita dengan mati di kayu salib 2000 tahun yang lalu.”jawab Tia. “Tia....”, “Kenapa Mei, kalau loe ada masalah cerita aja.”kata Tia pada Mei yang terlihat agak menundukan wajahnya. “Begini Tia, beberapa hari yang lalu tepatnya setelah loe ngajak gue untuk ikut retret ini, gue mimpi ada orang yang manggil gue, ngakunya sih Yesus, Dia berkali-kali manggil gue n Dia bilang...sama yang seperti tadi loe bilang, kalau gue itu adalah harta yang sangat berharga buat Dia, kataNya Dia sangat sayang sama gue, cinta sama gue, tapi Tia.....kalau memang Dia sayang sama gue kenapa Dia membiarkan hidup gue berantakan seperti ini?”tanya Mei lagi, “Hidup yang berantakan? Memangnya loe ada masalah apa?”tanya Tia balik sebab dia sama sekali ga tau bagaimana sisi lain dari kehidupan Mei karena Mei tidak pernah cerita dengan Tia. Mei terdiam, tiba-tiba airmatanya keluar. Tia langsung memahami apa yang sedang dirasakan kawan terbaiknya itu, Tia dengan segera memeluk Mei untuk menenangkan hati Mei. “Mei...gue merasa loe punya beban yang berat, deh....kalau loe mau cerita, cerita aja, tapi kalau ga mau, gue ga maksa, tapi satu hal Mei...JC ga pernah ninggalin kita sedetikpun, sebenarnya disaat kehidupan kita terasa hancur berantakan, Dia ada didekat kita tapi kita-nya aja yang sering kali ga sadar dan kita berjalan dengan kekuatan dan cara kita sendiri sehingga akhirnya kita tersesat. JC ga pernah merancangkan kehidupan yang berantakan buat kita, JC selalu merancangkan kehidupan yang baik buat kita, jika kita merasa hidup kita berantakan itu semua karena iblis ga senang kalau kita bisa hidup tenang didalam JC, iblis selalu berusaha membuat hidup kita kacau dan menjerumuskan  serta membutakan mata hati kita untuk melihat yang sebenarnya.”kata Tia pada Mei. “Tia, sebenarnya gue pengen banget ceritain masalah gue, tapi gue takut kalau setelah cerita, loe ga mau lagi berteman dengan gue, karena hidup gue...hidup gue...”kata-kata Mei terhenti dan Mei terdiam. “Mei...seperti yang pernah gue bilang, apapun yang terjadi sama diri loe, gue akan tetap berteman dengan loe karena kita adalah sahabat dan gue sayang sama loe...!”kata Tia pada Mei. Mei terdiam selama beberapa menit dan akhirnya Mei mengeluarkan suaranya,“Tia, maafin gue yach karena gue ga pernah cerita sama loe tentang masalah gue, padahal loe sering kali kalau ada masalah selalu cerita ke gue!” “Iya, nah sekarang loe mau kan cerita sama gue?”tanya Tia sambil tersenyum, Mei mengangguk, “Tia, loe tau kan kalau nyokap gue udah ga ada?”tanya Mei sambil disambut dengan anggukan dari Tia, “Setelah nyokap ga ada, bokap gue jadi sering murung bahkan terkadang terlihat stress karena rasa sedihnya ditinggalin sama nyokap, lalu untuk menghilangkan semua perasaannya itu bokap melampiaskannya ke minum-minuman keras n judi sepanjang hari sampai-sampai kadang ga pulang kerumah, kalau pulang itupun dengan keadaan dirinya yang lagi mabuk, kakak gue Rusdi juga stress lihat keadaan bokap seperti itu, kak Rusdi jadi sering bertengkar kalau bokap lagi dirumah, akhirnya kak Rusdi ga tahan dia melampiaskannya dengan pergaulan yang bebas dengan teman-temannya dan mulai hidup dalam narkoba, gue...gue sendiri lama-lama ga sanggup lagi lihat keadaan keluarga gue yang seperti itu, gue akhirnya melampiaskan kekesalan gue dengan tiap malam ke diskotik dan akhirnya disana gue kenal dengan Gerry dan Arman. Karena kesan mereka yang sangat bersahabat itu membuat gue semakin lama semakin dekat sama mereka....”Cerita Mei sambil memandang jauh ke arah pegunungan yang hijau. Lanjutnya, “Suatu hari ketika pikiran gue lagi suntuk banget, mereka nawarin gue obat yang katanya bisa menenangkan pikiran gue yang suntuk, lalu gue coba...dan gue memang merasakan ketenangan tapi itu hanya beberapa saat aja, akhirnya setiap gue suntuk gue minum obat itu sampai gue ga bisa tidur kalau belum minum obat itu...ngga sampai disitu, gue hampir setiap hari kumpul sama kelompok mereka, disana bukan saja gue kenal dengan obat-obatan jenis lainnya, tapi gue juga mulai kenal dengan yang namanya pergaulan bebas yang dimana ga ada batasan antara cowok dan cewek...” Mei diam sejenak dan Tia masih mendengar ceritanya dengan seksama sambil sesekali mengangguk-anggukan kepalanya. Sambung Mei, “Tapi...sejak mimpi itu hadir, dipikiran gue jadi muncul banyak pertanyaan-pertanyaan dan entah mengapa tiba-tiba aja gue jadi ingat kembali dimana sewaktu nyokap gue masih ada, dia sering bawa gue kegereja untuk ikut sekolah minggu, tapi semenjak nyokap ga ada, gue dah ga pernah lagi gereja bahkan gue ga pernah lagi sebut yang namanya ‘Tuhan’, dan setelah mimpi itu dihati gue mulai muncul pertanyaan tentang ‘Tuhan’ dan gue ga tau kenapa dihati gue tiba-tiba muncul kerinduan untuk mengenal kembali yang namanya ‘Tuhan’, tapi...Tia...gue takut dan juga malu, Dia terlalu kudus dan mulia sementara gue....gue...dah ga layak lagi disebut manusia, mungkin lebih layak disebut dengan sampah!” kata Mei sambil menundukan wajahnya sambil sesekali menghapus airmatanya yang keluar. “Mei....gue ngerti banget apa yang loe rasain saat ini, gue juga mau cerita sesuatu sama loe”kata Tia pada Mei, “Mei, kita kenal sewaktu kita sama-sama menjadi murid baru di SMA Negeri I, sebelumnya kita ga saling kenal...Mei, sebenarnya sewaktu gue SMP gue pernah terjerumus sama yang namanya narkoba karena waktu itu gue merasa tertekan dengan keadaan ortu gue yang cerai, hanya bedanya gue waktu itu sama sekali ga kenal dengan yang namanya Yesus sampai suatu hari dimana gue habis pulang dari rumah teman gue dalam keadaan pengaruh obat dan gue pingsan dijalan, yang dimana saat itu ada seseorang namanya kak Lisa, Kak Lisa yang jadi ketua panitia retret ini lho, dia yang menemukan diri gue yang lagi pingsan. Kak Lisa yang bawa gue kerumahnya, setelah siuman gue dibawa pulang kerumah nyokap gue dan hampir setiap hari dia kerumah gue, untuk ngejenguk gue and ngajakin gue sharing dan mendoakan gue sampai akhirnya gue benar-benar lepas dari obat-obatan dan terima JC sebagai juruselamat gue, waktu itu gue juga sempat berpikir seperti itu, kalau gue itu dah ga layak lagi, tapi puji Tuhan, hati gue dibukakan dengan sebuah ilustrasi yang disampaikan kak Lisa ke gue, ilustrasinya seperti ini; bagi banyak orang sampah itu adalah suatu benda yang sangat menjijikan dan segala sesuatu yang sudah dibuang dan menjadi sampah itu pasti dianggap sudah ga ada gunanya lagi bahkan bagi kebanyakan orang untuk mendekati yang namanya sampah apalagi pegang tuh sampah adalah suatu hal yang sangat, sangat, sangat menjijikan sekali...tapi loe tau ga, hal ini tidak bagi seorang pemulung. Seorang pemulung malah sama sekali ngga merasa jijik sedikitpun dengan yang namanya sampah bahkan menganggap sampah-sampah itu adalah harta yang paling berharga untuk dia karena sampah-sampah itu sebagian besar ada yang bisa didaur ulang dan itu akan menghasilkan uang yang sangat berarti bagin dia untuk kelangsungan hidupnya. Mei...loe mau tau... pemulung itu menggambarkan JC dan sampah-sampah itu menggambarkan diri kita yang mungkin dimata manusia kita adalah orang yang sudah tidak berharga lagi serta dipandang hina, tapi JC ga pernah memandang kita hina bahkan dengan segenap hatiNya, Dia mengambil kita dari tumpukan-tumpukan sampah itu dan dibersihkan serta dibentuk kembali hingga menjadi sesuatu yang baru. Mei, jika saat ini JC memanggil loe...datanglah ke JC karena JC sangat merindukan diri loe bahkan sebelum loe merindukan Dia..., Gue berharap dan gue turut mendoakan loe, agar loe jangan lagi ragu akan keberadaan JC dan mau menerima JC sebagai Tuhan dan juruselamat loe..” kata Tia pada Mei dengan lembut. “Oya Tia, renungan malam dah mo dimulai nih, sepertinya kita keasyikan sharing yach...” kata Mei sambil tertawa kecil, lalu mereka berjalan menuju ruang utama untuk mengikuti renungan malam, yang dimana renungan ini akan menutup hari ditahun 2004 dan menyambut hari ditahun yang baru 2005. Renungan malam ini ditutup dengan tema “Lembaran Baru” dan juga renungan malam ini akan diakhiri dengan altar-call, dan Mei termasuk salah satu peserta yang maju kedepan untuk doa pemulihan. Di sesi altar-call, Mei datang dengan hati yang hancur dan berlutut dikaki JC, Mei mengakui segala kelemahannya dan segala dosa-dosanya...airmata Mei terus mengalir, Mei belum pernah merasakan seperti ini...dengan hatinya yang hancur Mei mengakui dan menerima JC sebagai Tuhan dan juruselamatnya secara pribadi meskipun ia sudah terlahir dalam keluarga kristen. Saat itu Mei benar-benar merasakan damai yang amat sangat yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, dari mulut Mei keluar kata-kata yang penuh dengan ucapan syukur kepada JC...setelah altar-call berakhir dia kembali ketempat duduknya dengan wajah yang tenang penuh dengan damai sejahtera. Setelah sampai ditempat duduknya, Mei jadi teringat akan keluarganya dan juga Gerry beserta teman-temannya, Mei dengan spontan mendoakan keluarga dan teman-temannya itu agar kelak setelah mengikuti retret ini Mei bisa membagikan perasaan yang amat sukacita serta damai yang dia dapatkan dari JC kepada teman-temannya, agar mereka semua juga sama-sama dapat merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
                Setelah renungan malam berakhir, kini acara puncak yang dinanti-nanti oleh para peserta, yakni pesta kembang api. Pada saat kembang api dinyalakan tampak suasana yang meriah dan langit-langit terlihat indah dihiasi oleh warna-warni dari kembang api tersebut, menyambut datangnya tahun yang baru. Ditengah acara tersebut, Mei menghampiri Tia, “Tia, makasih yach..”katanya sambil tersenyum bahagia, Tia pun membalasnya dengan senyuman yang bahagia pula dan sambil berkata, “Itu semua karena JC, tanpa JC Tia ngga ada apa-apanya.” Lalu mereka kembali bermain kembang api sambil tertawa sukacita................

                *** “Tia...hari ini adalah hari petama di tahun 2005 dan juga merupakan hari yang baru buat gue, gue sudah meletakkan lembaran masa lalu gue yang kelam ditangan JC dan JC sudah menghapus semuanya, sekarang JC memberikan gue lembaran yang baru yang harus gue isi dengan hal-hal yang sesuai dengan firmanNya didalam hidup gue dan gue juga sudah meletakkan lembaran masa depan gue ke dalam tanganNya dan JC sudah menulis semua rancanganNya yang baik dan indah dilembaran masa depan gue...”kata Mei pada Tia, “Iya, Mei...!! JC sudah menghapuskan semua dosa-dosa kita dan JC ga pernah lagi mengingat dosa-dosa kita dimasa lalu. Dan sejak gue kenal JC hidup gue berubah total, gue jadi bisa ngampunin ortu gue walaupun status mereka sudah bercerai dan perlahan tapi pasti JC menjadikan segala sesuatunya indah pada waktunya, sekarang nyokap gue dah mulai percaya sama JC begitupun dengan bokap gue.”kata Tia. “Ya, mulai saat ini gue juga harus mendoakan bokap gue, kak Rusdi juga teman-teman gue Gerry n the genknya agar mereka semua juga diselamatkan dan percaya sama JC.”kata Mei pada Tia.  “Jadi sekarang yang ada adalah kita menjalani kehidupan kita yang baru di tahun yang baru pula bareng JC..” dan dengan spontan mereka berdua berkata “Jesus Christ is the Best..!!” sambil diiringi tawa ceria mereka. **Shanty**
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. BTT Ministry - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger