KETAATAN TOTAL
Ketaatan Aku Di Uji Melalui
PanggilanNya Kepadaku Untuk Menjadi Seorang Hamba Tuhan
1. Sebuah
panggilan awal yang tak aku sadari
Waktu aku masih duduk dibangku SMP (Sekolah Menengah
Pertama), saat itu awal mula aku mengalami cinta mula – mula kepada Tuhan. Aku
mulai membaca buku – buku rohani dan buku – buku renungan (selain alkitab), yang membuat roh aku mulai bertumbuh. Di suatu
malam saat dalam keadaan bersantai ria sendiri di dalam kamar, sempat terlintas
di dalam angan – angan ku ingin menjadi seorang misionaris dalam hal sosial.
Hal ini di karena kan aku memang menggagumi sosok Mother Theresa & Lady
Diana. Rasa social dalam diri ini semakin muncul saat aku melihat berita di
TV dan membaca di Koran mengenai keadaan beberapa daerah, salah satunya saat
itu sekitar tahun 1999, terjadi perang antar suku di Kalimantan Barat yang
mengakibatkan orang – orang kehilangan anggota keluarganya dan harus mengungsi.
Di tempat pengungsian ini keadaan mereka sangat memprihatinkan. Anak
– anak kecil menangis karena tidak ada susu yang dapat diminum, tidak ada
makanan yang dapat dimakan oleh bayi – bayi. Hal ini membuat aku menangis dan
bilang kepada Tuhan: “Tuhan, andaikan saat ini aku banyak uang, ingin rasanya
aku mengirimkan mereka berkaleng – kaleng susu & makanan untuk mereka. Agar
anak – anak itu tidak lagi menangis karena kelaparan. Dan aku ingin dapat pergi
kesana untuk menghibur mereka yang kehilangan Bapaknya, Ibunya, atau anaknya.”
Ya, peristiwa – peristiwa itulah yang membuat aku ingin sekali
menjadi seorang misionaris. Karena pemikiranku saat itu, yang namanya
misionaris itu adalah orang yang pergi ke daerah – daerah dengan membawa sebuah
misi. Namun, saat itu tidak ada sama sekali dalam pikiranku untuk menjadi
seorang pendet/hamba Tuhan. Entah mengapa aku tidak suka untuk menjadi seorang pendeta,
karena dalam benak aku, pendeta itu tugasnya adalah hanya berkotbah, berkotbah dan berkotbah dan aku
tidak suka berkotbah.
Keinginan itu tetap terus ada hingga aku duduk dibangku
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Kerohanianku semakin hari semakin bertumbuh,
sampai – sampai aku terlihat menonjol diantara teman – temanku (hehehe..). Guru Agama Kristen aku pun
melihat perkembangan kerohanianku, hingga beliau ada bertanya kepadaku sekitar
2 – 3 kali (kalau ga salah ingat ya…),
“Shanty, habis lulus nanti kamu mau ga jadi pendeta aja??”, jawabku “Aku ga mau
jadi pendeta Bu, aku ga suka jadi pendeta.”, terus tanyanya lagi dilain waktu
“Shanty, kamu nanti jadi pendeta aja, cocok kayaknya.”, “Ga ah Bu, aku ga mau
jadi pendeta. Tapi aku ada si pengen jadi misionaris.” Hahahaha……itulah
jawabanku kala itu.
Selesai SMK, aku tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan karena keterbatasan dana. Aku langsung bekerja dan mulai meniti karir. Dalam
pikiranku, aku ingin membangun karir hingga menjadi orang kaya sehingga aku
dapat menjadi misionaris pergi ke daerah – daerah untuk berbagi berkat. Tapi
dengan seiring berjalannya waktu dan merasa tidak ada menemukan jalan untuk
menjadi misionaris, bahkan salah satu Pembina anak muda di gereja aku pernah
mengecilkanku dengan mengatakan bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang
misionaris. Orang yang sudah sekolah Alkitab pun belum tentu bisa menjadi
misionaris. Karena menjadi seorang misionaris itu berat, bisa – bisa menjadi
martir di lapangan. Akhirnya lama – kelamaan terkuburlah niat aku untuk menjadi
seorang misionaris. Pikirku mungkin ini hanya keinginanku dan bukan keinginan
Tuhan. Lalu akhirnya aku menjadi orang yang benar – benar hanya ingin membangun
hidup menjadi seorang wanita karir yang sukses.
2. Tuhan
memanggilku
Di tengah meniti karir ditahun
2005, aku berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah agar income aku bisa lebih besar lagi. Saat
itu aku berniat mengambil jurusan psikologi. Segala mengenai kuliah sudah aku
survei melalui telepon dan temanku. Aku pun sudah mengutarakan niatku kepada
orang tua ku. Aku menyakinkan mereka bahwa jurusan ini cukup menjanjikan di
dalam dunia pekerjaan. Dan mereka setuju dan Papa ku berjanji akan membantu
50%.
Saat aku berada diruangan
kantorku, disaat pikiran aku sudah benar – benar niat mau mengambil formulir
pendaftaran, tiba –tiba dihatiku ada yang berkata, “Shanty….kenapa kamu ga
ambil sekolah alkitab aja?”. Awal aku mendengar suara itu dihatiku, aku segera
menepisnya, ah pikir hanya pikiran lewat saja. Tapi…suara dan kalimat yang
sama itu terus berulang - ulang aku dengar, semakin hari samakin aku dengar jelas. Hal ini membuat aku tidak
tenang baik hati maupun pikiran untuk pergi ke kampus yang hendak aku tuju
untuk mengambil formulir. Akhirnya aku mulai berpikir untuk mencoba mengundur
waktu, nanti saja tahun depan (2006) bulan Maret aku baru ambil formulirnya untuk masuk jurusan psikologi.
Lalu aku bilang kepada Tuhan: “Oke, kalau ini memang suaraMu, aku akan coba
doakan.” Sambil berdoa, pikiran dan hati ini asli bergejolak. Karena pikiranku
sudah berada diseputar sekolah alkitab. Shanty sekolah alkitab???? Ga salah
nih…Pertanyaan demi pertanyaan terus mulai ngebayangin pikiranku, mulai membanyangi juga yang
namanya harus tinggal di asrama, menjalani doa puasa, harus kotbah, dll. Duuuhh
rasanya bukan gue banget deeehh…!!!
Tunggu punya tunggu dan doa
punya doa…tidak terasa bulan Maret 2006 hampir tiba. Asli hati ini semakin
tidak tenang untuk pergi mengambil formulir kuliah. Akhirnya, tahap ini aku
menyerah. Aku bilang sama Tuhan, “Oke Tuhan, kalau memang benar Tuhan panggil
Shanty untuk sekolah alkitab, Shanty minta tanda..!” Daaaan…Ya…aku sudah tidak
lagi berpikir untuk mengambil kuliah jurusan psikologinya, tapi fokus minta
tanda sama Tuhan…hahaha… Segala tanda aku minta sama Tuhan, mulai dari tanda A
– Z, mulai dari tanda yang sepele sampai tanda yang mustahil. Ho.ho.ho…Do you know apa yang terjadi..? Setiap tanda yang aku minta
terjadi semua…hahaha…! So…aku mulai deh
mencari-cari sekolah alktab.
Akhirnya singkat cerita dapat
sekolah yang aku merasa damai dihati. Sekolah itu namanya STT LETS. Survei
lewat telepon, kegiatan kampus bulan Februari 2007 dan ternyata dihari Sabtunya
ada kegiatan mahasiswa dan jadwal kuliah. Aku berdoa lagi, “Tuhan, tempat yang
shanty survei hari Sabtunya masuk… Terus, untuk bisa keluar dari tempat kerja
yang sekarang, kasbon shanty harus lunas dulu, sisanya masih ada sekitar
2jutaan so.. kalau memang ini kehendakMu shanty masuk ke tempat itu, shanty
minta tempat kerja yang baru, yang Sabtunya libur dan kasbon shanty bisa lunas.”
Sekedar info, saat kerja itu
aku memang sempat ada kasbon dengan kantor atas keperluanku yang sifatnya
penting dan tiba-tiba. Saat itu dengan sisa kasbon yang ada dan dengan gaji
yang tidak besar, secara manusia kasbon itu baru akan lunas sekitar 1,5 tahun
kedepan. Deg-deg’an juga waktu aku minta tanda yang ini…hehehe…secara saat itu
bulan Juli 2006, sementara perkuliahan dimulai bulan Februari 2007, otomatis
kasbon harus lunas sebelum masuk 2007. Tapi itulah Tuhan bila sudah memanggil,
kasbon aku dapat lunas dalam waktu 3 bulan. Saat kasbonnya lunas, aku hanya
bisa terdiam dan berpikir bahwa Tuhan serius dengan aku. Lalu aku berdoa lagi
dan meminta sama Tuhan untuk memberikan aku pekerjaan yang baru, yang dimana
hari sabtunya libur. Akhirnya aku mendapatkannya disebuah yayasan penginjilan
Kristen. Tapi saat itu kegoncangan belum berakhir…ha.ha.ha. Saat aku masuk ke
tempat kerja yang baru itu aku sudah mengutarakan niat aku yang mau sekolah
teologi dan mereka oke dan setuju. Jadi saat mengetahui mereka setuju aku segera
pergi mengambil formulir dan berencana akan masuk kuliah di bulan Februari 2007.
Namuuuun…niat itu harus diundur jadi bulan Agustus 2007. Karena pada tanggal 8
Januari 2007, kantor tiba-tiba merubah keputusan dan aku mendapat ultimatum
bahwa aku harus melepaskan pekerjaanku disana jika aku tetap memilih STT LETS
atau memilih STT yang lain jika masih mau kerja disana. Saat itu aku sempat
kaget dan tidak mengerti akan apa yang sedang terjadi. Alasan pihak kantor
adalah mereka tidak dapat mengizinkan aku untuk dipindahkan ke shift pagi,
sebab saat itu aku kerja di shift siang, sementara aku mengambil kuliah malam. Aku diberi
waktu 2 minggu untuk mengambil keputusan. Bukan suatu keputusan yang mudah bagi
aku saat itu. Rasanya tuh seperti kena samber petir disiang bolong..hahaha… dan kalau aku resign, aku baru dapat resign di bulan
April 2007, sementara bulan Agustus perkuliahan sudah dimulai dan “Oh
Goooood….! Shanty perlu uang untuk biaya kuliah..!!! Shanty perlu pekerjaan
untuk membiayai kuliah ini..!!!”
Disaat
kegalauan hati selama 2 minggu ini, Tuhan memberi aku penghiburan dan kekuatan.
Selama 2 minggu, Tuhan senantiasa berbicara tentang:
Roma 8:28,
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
Allah.”
Yeremia
29:11, “Sebab Aku ini mengetahui
rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman
TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera
dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
penuh harapan.”
Setelah masa 2 minggu berakhir
akhirnya aku mendapatkan jawaban dari Tuhan, yakni resign. Akhirnya aku keluar
pada bulan April 2007. Dan sebelum masuk bulan April aku terus berdoa untuk aku
dapat memperoleh pekerjaan lain. Kemudian aku mendapat sebuah lowongan
pekerjaan dan mencoba melamar kesana. Ada hal – hal yang aku minta dan doakan
untuk pekerjaan baru tersebut. Aku meminta Tuhan 5 tanda untuk pekerjaan baru
itu dan kelima tanda yang aku minta semua terpenuhi, hanyaaaaa….kenapa ya tidak
ada damai sejahtera dihati untuk aku melangkah bekerja disana. Saat itu aku ga
mengerti apa yang sedang terjadi, yang aku pikirkan hanyalah “aku butuh
pekerjaan untuk biaya kuliah”. Akhirnya aku tetap melangkah sekalipun hati ini
tidak ada damai sejahtera. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa hati dan pikiran
ini penuh dengan pertanyaan “what happen?”.
Selang 1,5 bulan kemudian akhirnya….akhirnyaaaa….aku diberhentikan oleh
pimpinan dari pekerjaanku itu. Surprise..??? tidak juga…hahaha… karena aku tahu
selama aku kerja disana aku ga merasa damai dan aku merasa agak tertekan dengan
tugas – tugas pekerjaanku disana. Aku hanya bisa berkata sama Tuhan, “O..God…ini dah pertengahan Juni, 1,5 bulan
lagi shanty akan masuk kuliah, sementara sekarang pekerjaan pun tak ada..
God..help me, please..!!!”
Selama 1,5 bulan menjelang
bulan Agustus, aku hanya bisa berdoa, berseru dan menangis karena bergulat
dengan panggilan dan kenyataan hidup…hahaha... Sementara disatu sisi, tak ada
kawan yang mengerti atau percaya bahwa aku mendapat panggilan Tuhan untuk masuk
sekolah Theologi. Bahkan orang – orang gereja pun seakan tak mempercayaiku juga
dan memandang aneh. Kenapa? Aku pun tak tahu…hahaha. Bagaimana dengan orang tua
aku? Apalagi..!!! mereka sangat tidak setuju..!!!
Dengan keadaan yang seperti
ini, aku mencoba melangkah untuk mengikuti tes dan wawancara di kampus
tersebut. Seminggu kemudian, keluar hasilnya bahwa aku diterima dan diminta
untuk mendaftar ulang dalam waktu 3 hari, bila tidak akan dianggap mengundurkan
diri. Selama 3 hari aku benar – benar bergumul kembali, “Benarkah ini memang panggilan Tuhan dalam hidup shanty??”, sebab aku merasa blank dengan melihat kenyataan yang ada. Tidak ada dukungan dan
tidak ada dana. Tapi puji Tuhan, disaat aku bergulat dengan pergumulan, Tuhan
masih menyisakan 1 orang yang mau percaya akan ceritaku…(hehehe). Orang ini
mengatakan sebuah statement yang menguatkanku, katanya, “Jika kamu yakin Tuhan memanggil kamu, melangkah saja..!! Kalau Tuhan
yang memanggil, Tuhan juga yang bertanggung jawab atas hidupmu. Kalau Tuhan
yang suruh kamu sekolah, Tuhan juga yang akan bertanggung jawab membiayai
sekolah kamu sampai selesai. Yakin saja dengan apa yang kamu dapat dan yang
kamu dengar dari Tuhan. Terserah orang lain bilang apa, yang penting kamu
dengar dan melakukan apa kata Tuhan”. Setelah aku sharing dengan orang
tersebut, aku berdoa sama Tuhan dan aku berkata, “Tuhan, bawa shanty kepada keadaan
dimana ketika shanty sudah melangkah, maka shanty tidak akan bisa lagi berbalik
atau mundur lagi..!!” Akhirnya aku pun melangkah untuk mendaftar ulang. Dan aku pun resmi menjadi mahasiswi di STT LETS pada bulan Agustus 2007. (^_^)
0 comments:
Post a Comment