Home » » KETAATAN TOTAL (Part 2)

KETAATAN TOTAL (Part 2)

Written By Meshanstory.blogspot. com on Saturday 29 November 2014 | 06:20

KETAATAN TOTAL
Ketaatan Aku Di Uji Melalui PanggilanNya Kepadaku Untuk Menjadi Seorang Hamba Tuhan

1.     Sebuah panggilan awal yang tak aku sadari
          Waktu aku masih duduk dibangku SMP (Sekolah Menengah Pertama), saat itu awal mula aku mengalami cinta mula – mula kepada Tuhan. Aku mulai membaca buku – buku rohani dan buku – buku renungan (selain alkitab), yang membuat roh aku mulai bertumbuh. Di suatu malam saat dalam keadaan bersantai ria sendiri di dalam kamar, sempat terlintas di dalam angan – angan ku ingin menjadi seorang misionaris dalam hal sosial. Hal ini di karena kan aku memang menggagumi sosok Mother Theresa & Lady Diana. Rasa social dalam diri ini semakin muncul saat aku melihat berita di TV dan membaca di Koran mengenai keadaan beberapa daerah, salah satunya saat itu sekitar tahun 1999, terjadi perang antar suku di Kalimantan Barat yang mengakibatkan orang – orang kehilangan anggota keluarganya dan harus mengungsi. Di tempat pengungsian ini keadaan mereka sangat memprihatinkan. Anak – anak kecil menangis karena tidak ada susu yang dapat diminum, tidak ada makanan yang dapat dimakan oleh bayi – bayi. Hal ini membuat aku menangis dan bilang kepada Tuhan: “Tuhan, andaikan saat ini aku banyak uang, ingin rasanya aku mengirimkan mereka berkaleng – kaleng susu & makanan untuk mereka. Agar anak – anak itu tidak lagi menangis karena kelaparan. Dan aku ingin dapat pergi kesana untuk menghibur mereka yang kehilangan Bapaknya, Ibunya, atau anaknya.”
       Ya, peristiwa – peristiwa itulah yang membuat aku ingin sekali menjadi seorang misionaris. Karena pemikiranku saat itu, yang namanya misionaris itu adalah orang yang pergi ke daerah – daerah dengan membawa sebuah misi. Namun, saat itu tidak ada sama sekali dalam pikiranku untuk menjadi seorang pendet/hamba Tuhan. Entah mengapa aku tidak suka untuk menjadi seorang pendeta, karena dalam benak aku, pendeta itu tugasnya adalah hanya berkotbah, berkotbah dan berkotbah dan aku tidak suka berkotbah.
          Keinginan itu tetap terus ada hingga aku duduk dibangku SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Kerohanianku semakin hari semakin bertumbuh, sampai – sampai aku terlihat menonjol diantara teman – temanku (hehehe..). Guru Agama Kristen aku pun melihat perkembangan kerohanianku, hingga beliau ada bertanya kepadaku sekitar 2 – 3 kali (kalau ga salah ingat ya…), “Shanty, habis lulus nanti kamu mau ga jadi pendeta aja??”, jawabku “Aku ga mau jadi pendeta Bu, aku ga suka jadi pendeta.”, terus tanyanya lagi dilain waktu “Shanty, kamu nanti jadi pendeta aja, cocok kayaknya.”, “Ga ah Bu, aku ga mau jadi pendeta. Tapi aku ada si pengen jadi misionaris.” Hahahaha……itulah jawabanku kala itu.
              Selesai SMK, aku tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan karena keterbatasan dana. Aku langsung bekerja dan mulai meniti karir. Dalam pikiranku, aku ingin membangun karir hingga menjadi orang kaya sehingga aku dapat menjadi misionaris pergi ke daerah – daerah untuk berbagi berkat. Tapi dengan seiring berjalannya waktu dan merasa tidak ada menemukan jalan untuk menjadi misionaris, bahkan salah satu Pembina anak muda di gereja aku pernah mengecilkanku dengan mengatakan bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang misionaris. Orang yang sudah sekolah Alkitab pun belum tentu bisa menjadi misionaris. Karena menjadi seorang misionaris itu berat, bisa – bisa menjadi martir di lapangan. Akhirnya lama – kelamaan terkuburlah niat aku untuk menjadi seorang misionaris. Pikirku mungkin ini hanya keinginanku dan bukan keinginan Tuhan. Lalu akhirnya aku menjadi orang yang benar – benar hanya ingin membangun hidup menjadi seorang wanita karir yang sukses.



2.     Tuhan memanggilku
          Di tengah meniti karir ditahun 2005, aku berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah agar income aku bisa lebih besar lagi. Saat itu aku berniat mengambil jurusan psikologi. Segala mengenai kuliah sudah aku survei melalui telepon dan temanku. Aku pun sudah mengutarakan niatku kepada orang tua ku. Aku menyakinkan mereka bahwa jurusan ini cukup menjanjikan di dalam dunia pekerjaan. Dan mereka setuju dan Papa ku berjanji akan membantu 50%.
          Saat aku berada diruangan kantorku, disaat pikiran aku sudah benar – benar niat mau mengambil formulir pendaftaran, tiba –tiba dihatiku ada yang berkata, “Shanty….kenapa kamu ga ambil sekolah alkitab aja?”. Awal aku mendengar suara itu dihatiku, aku segera menepisnya, ah pikir hanya pikiran lewat saja. Tapi…suara dan kalimat yang sama itu terus berulang - ulang aku dengar, semakin hari samakin aku dengar jelas. Hal ini membuat aku tidak tenang baik hati maupun pikiran untuk pergi ke kampus yang hendak aku tuju untuk mengambil formulir. Akhirnya aku mulai berpikir untuk mencoba mengundur waktu, nanti saja tahun depan (2006) bulan Maret aku baru ambil formulirnya untuk masuk jurusan psikologi. Lalu aku bilang kepada Tuhan: “Oke, kalau ini memang suaraMu, aku akan coba doakan.” Sambil berdoa, pikiran dan hati ini asli bergejolak. Karena pikiranku sudah berada diseputar sekolah alkitab. Shanty sekolah alkitab???? Ga salah nih…Pertanyaan demi pertanyaan terus mulai ngebayangin pikiranku, mulai membanyangi juga yang namanya harus tinggal di asrama, menjalani doa puasa, harus kotbah, dll. Duuuhh rasanya bukan gue banget deeehh…!!!
          Tunggu punya tunggu dan doa punya doa…tidak terasa bulan Maret 2006 hampir tiba. Asli hati ini semakin tidak tenang untuk pergi mengambil formulir kuliah. Akhirnya, tahap ini aku menyerah. Aku bilang sama Tuhan, “Oke Tuhan, kalau memang benar Tuhan panggil Shanty untuk sekolah alkitab, Shanty minta tanda..!” Daaaan…Ya…aku sudah tidak lagi berpikir untuk mengambil kuliah jurusan psikologinya, tapi fokus minta tanda sama Tuhan…hahaha… Segala tanda aku minta sama Tuhan, mulai dari tanda A – Z, mulai dari tanda yang sepele sampai tanda yang mustahil. Ho.ho.ho…Do you know apa yang terjadi..? Setiap tanda yang aku minta terjadi semua…hahaha…! So…aku mulai deh mencari-cari sekolah alktab.
Akhirnya singkat cerita dapat sekolah yang aku merasa damai dihati. Sekolah itu namanya STT LETS. Survei lewat telepon, kegiatan kampus bulan Februari 2007 dan ternyata dihari Sabtunya ada kegiatan mahasiswa dan jadwal kuliah. Aku berdoa lagi, “Tuhan, tempat yang shanty survei hari Sabtunya masuk… Terus, untuk bisa keluar dari tempat kerja yang sekarang, kasbon shanty harus lunas dulu, sisanya masih ada sekitar 2jutaan so.. kalau memang ini kehendakMu shanty masuk ke tempat itu, shanty minta tempat kerja yang baru, yang Sabtunya libur dan kasbon shanty bisa lunas.”
          Sekedar info, saat kerja itu aku memang sempat ada kasbon dengan kantor atas keperluanku yang sifatnya penting dan tiba-tiba. Saat itu dengan sisa kasbon yang ada dan dengan gaji yang tidak besar, secara manusia kasbon itu baru akan lunas sekitar 1,5 tahun kedepan. Deg-deg’an juga waktu aku minta tanda yang ini…hehehe…secara saat itu bulan Juli 2006, sementara perkuliahan dimulai bulan Februari 2007, otomatis kasbon harus lunas sebelum masuk 2007. Tapi itulah Tuhan bila sudah memanggil, kasbon aku dapat lunas dalam waktu 3 bulan. Saat kasbonnya lunas, aku hanya bisa terdiam dan berpikir bahwa Tuhan serius dengan aku. Lalu aku berdoa lagi dan meminta sama Tuhan untuk memberikan aku pekerjaan yang baru, yang dimana hari sabtunya libur. Akhirnya aku mendapatkannya disebuah yayasan penginjilan Kristen. Tapi saat itu kegoncangan belum berakhir…ha.ha.ha. Saat aku masuk ke tempat kerja yang baru itu aku sudah mengutarakan niat aku yang mau sekolah teologi dan mereka oke dan setuju. Jadi saat mengetahui mereka setuju aku segera pergi mengambil formulir dan berencana akan masuk kuliah di bulan Februari 2007. Namuuuun…niat itu harus diundur jadi bulan Agustus 2007. Karena pada tanggal 8 Januari 2007, kantor tiba-tiba merubah keputusan dan aku mendapat ultimatum bahwa aku harus melepaskan pekerjaanku disana jika aku tetap memilih STT LETS atau memilih STT yang lain jika masih mau kerja disana. Saat itu aku sempat kaget dan tidak mengerti akan apa yang sedang terjadi. Alasan pihak kantor adalah mereka tidak dapat mengizinkan aku untuk dipindahkan ke shift pagi, sebab saat itu aku kerja di shift siang, sementara aku mengambil kuliah malam. Aku diberi waktu 2 minggu untuk mengambil keputusan. Bukan suatu keputusan yang mudah bagi aku saat itu. Rasanya tuh seperti kena samber petir disiang bolong..hahaha… dan kalau aku resign, aku baru dapat resign di bulan April 2007, sementara bulan Agustus perkuliahan sudah dimulai dan “Oh Goooood….! Shanty perlu uang untuk biaya kuliah..!!! Shanty perlu pekerjaan untuk membiayai kuliah ini..!!!”
          Disaat kegalauan hati selama 2 minggu ini, Tuhan memberi aku penghiburan dan kekuatan. Selama 2 minggu, Tuhan senantiasa berbicara tentang:
 Roma 8:28, 
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

          Setelah masa 2 minggu berakhir akhirnya aku mendapatkan jawaban dari Tuhan, yakni resign. Akhirnya aku keluar pada bulan April 2007. Dan sebelum masuk bulan April aku terus berdoa untuk aku dapat memperoleh pekerjaan lain. Kemudian aku mendapat sebuah lowongan pekerjaan dan mencoba melamar kesana. Ada hal – hal yang aku minta dan doakan untuk pekerjaan baru tersebut. Aku meminta Tuhan 5 tanda untuk pekerjaan baru itu dan kelima tanda yang aku minta semua terpenuhi, hanyaaaaa….kenapa ya tidak ada damai sejahtera dihati untuk aku melangkah bekerja disana. Saat itu aku ga mengerti apa yang sedang terjadi, yang aku pikirkan hanyalah “aku butuh pekerjaan untuk biaya kuliah”. Akhirnya aku tetap melangkah sekalipun hati ini tidak ada damai sejahtera. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa hati dan pikiran ini penuh dengan pertanyaan “what happen?”. Selang 1,5 bulan kemudian akhirnya….akhirnyaaaa….aku diberhentikan oleh pimpinan dari pekerjaanku itu. Surprise..??? tidak juga…hahaha… karena aku tahu selama aku kerja disana aku ga merasa damai dan aku merasa agak tertekan dengan tugas – tugas pekerjaanku disana. Aku hanya bisa berkata sama Tuhan, “O..God…ini dah pertengahan Juni, 1,5 bulan lagi shanty akan masuk kuliah, sementara sekarang pekerjaan pun tak ada.. God..help me, please..!!!
          Selama 1,5 bulan menjelang bulan Agustus, aku hanya bisa berdoa, berseru dan menangis karena bergulat dengan panggilan dan kenyataan hidup…hahaha... Sementara disatu sisi, tak ada kawan yang mengerti atau percaya bahwa aku mendapat panggilan Tuhan untuk masuk sekolah Theologi. Bahkan orang – orang gereja pun seakan tak mempercayaiku juga dan memandang aneh. Kenapa? Aku pun tak tahu…hahaha. Bagaimana dengan orang tua aku? Apalagi..!!! mereka sangat tidak setuju..!!!
             Dengan keadaan yang seperti ini, aku mencoba melangkah untuk mengikuti tes dan wawancara di kampus tersebut. Seminggu kemudian, keluar hasilnya bahwa aku diterima dan diminta untuk mendaftar ulang dalam waktu 3 hari, bila tidak akan dianggap mengundurkan diri. Selama 3 hari aku benar – benar bergumul kembali, “Benarkah ini memang panggilan Tuhan dalam hidup shanty??”, sebab aku merasa blank dengan melihat kenyataan yang ada. Tidak ada dukungan dan tidak ada dana. Tapi puji Tuhan, disaat aku bergulat dengan pergumulan, Tuhan masih menyisakan 1 orang yang mau percaya akan ceritaku…(hehehe). Orang ini mengatakan sebuah statement yang menguatkanku, katanya, “Jika kamu yakin Tuhan memanggil kamu, melangkah saja..!! Kalau Tuhan yang memanggil, Tuhan juga yang bertanggung jawab atas hidupmu. Kalau Tuhan yang suruh kamu sekolah, Tuhan juga yang akan bertanggung jawab membiayai sekolah kamu sampai selesai. Yakin saja dengan apa yang kamu dapat dan yang kamu dengar dari Tuhan. Terserah orang lain bilang apa, yang penting kamu dengar dan melakukan apa kata Tuhan”. Setelah aku sharing dengan orang tersebut, aku berdoa sama Tuhan dan aku berkata, “Tuhan, bawa shanty kepada keadaan dimana ketika shanty sudah melangkah, maka shanty tidak akan bisa lagi berbalik atau mundur lagi..!!” Akhirnya aku pun melangkah untuk mendaftar ulang. Dan aku pun resmi menjadi mahasiswi di STT LETS pada bulan Agustus 2007. (^_^)


Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. BTT Ministry - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger